Jika sebelumnya komunikasi antara pemilik atau pengelola perusahaan dengan kapalnya sangat bergantung kepada cuaca dan hanya bisa berlangsung satu arah, maka dengan perangkat lunak Pointrek, hal tersebut bisa diatasi. Sehingga perusahaan bisa meningkatkan efisiensi bujet sekaligus mengantisipasi berbagai keadaan di lapangan.
“Jadi Pointrek ini adalah two ways communications. Biasanya yang namanya tracking itu kan one way — kapal yang melaporkan mereka sedang di mana, berapa lama lagi akan tiba di pelabuhan, dan sebaginya. Dengan teknologi baru ini, dari daratan bisa menginformasikan juga ke kapal, misalnya bahwa ada banyak ikan di satu kawasan sehingga semua armada bisa kumpul, bisa dapat hasilnya,” jelas Jusuf D Salim, Direktur Astragraphia Information Technology (AGIT) dalam siaran pers yang diterima INILAH.COM, Kamis (10/3) ini.
Berapa banyak hasil tangkapan juga bisa langsung dikirim melalui komputer dengan sistem forward ke email untuk selanjutnya diteruskan kepada pihak-pihak berkepentingan sehingga tidak hanya menguntungkan pemilik kapal, tapi juga negara karena jelas datanya.
Menurut Nirwan Harahap, Chief Executive Officer PT Sisfo Indonesia, secara teknis ada dua device yang digunakan dalam teknologi ini. Pertama, untuk data kecil seperti sms, text basis, dan kedua untuk data yang besar seperti email attachment, foto atau video streaming.
“Dengan penggunaan Pointrek, sebuah kapal yang tadinya berlayar tanpa ada aktifitas berarti, setelah dipasang peralatan ini maka seluruh area kapal menjadi hot spot area. “Jadi orang-orang di kapal mau update facebook, twitter, informasi atau melakukan transaksi perbankan atau saham, semua sudah standby. Anywhere,” jelasnya.
Mengingat kultur Indonesia sebagai negara maritim, teknologi semacam ini tentu akan sangat membantu. “Ini value efisien, mudah dipasangnya dan sangat berguna, karena tidak menggunakan power slot yang besar,” tambah Nirwan.
Teknologi baru AGIT ini juga bisa digunakan pemilik atau pengelola perusahaan untuk memantau penggunaan ketersediaan bahan bakar di kapal.
"Namanya Telemetry Services, itu ada dua macam, yang pertama kita sebut Fuel and Liquid Monitoring System, jadi untuk memonitor bahan bakar di kapal. Kita tahu kadang-kadang awak kapal ada yang nakal, suka ‘kencing’ di tengah laut sedangkan biaya untuk bahan bakar itu adalah major component dari bisnis pengangkutan kapal itu. Jadi itu bisa kita track supaya tidak dicurangi. Satunya lagi namanya RPM Monitoring,” kata Jusuf D Salim.
Singkatnya, ada dua macam tracking and services dari AGIT saat ini, pertama adalah marine tracking (pelacakan untuk kelautan) seperti Vessel Tracking System, Long Range Identification & Tracking of Ship (LRIT) termasuk LRIT Conformance Test yang Pointrek termasuk di dalamnya.
Kemudian ada land tracking yang biasa seperti Vehicle Tracking System, untuk melacak truk atau atau kontainer di jalan, juga orang-orangnya.
Menurut Jusuf Darwin Salim, dengan perubahan nilai yang terintegrasi seperti ini, AGIT menawarkan solusi bisnis berbasis teknologi yang layak jadi pertimbangan para pemilik atau pengelola perusahaan.
Nirwan menambahkan, teknologi semacam ini sudah dipasang di kapal militer termasuk kapal Dewa Ruci yang berkeliling dunia sampai ke Denmark waktu itu, juga pada kapal-kapal patroli di Selat Sunda.
"Dan memiliki keunggulan lain yaitu bisa konvergensi karena sistemnya berbasis satelit yang open platform. Jadi misalnya hari ini kapal bapak bisa pakai satelit Inmarsat C, kapal lain Inmarsat B, kapal lainnya lagi pakai satelit Garuda, semua ini bisa masuk ke sistem kita sangat compatible," terang Nirwan.
sumber : teknologi.inilah.com
0 komentar:
Posting Komentar