Gambar NASA menunjukkan aliran piroklastik di gunung berapi Shiveluch, kawasan timur terpencil Kamchatka Krai, Rusia. Ini adalah longsoran abu sangat panas, gas dan bebatuan yang bertanggung jawab atas keberadaan beberapa dampak bencana gunung api paling terkenal dalam sejarah. Longsor di kota Romawi kuno, Pompei, dan kerusakan Saint-Pierre pada 1992.
Panas yang intens (lebih dari 1.000 C), kecepatan luar baisa hingga 450 mil per jam dan campuran gas beracun, membuat aliran piroklastik berpotensi mematikan. Aliran tersebut dapat membakar dan membuat masyarakat sesak napas.
Menggunakan Advanced Spaceborne Thermial Emission and Reflection Radiometer (ASTER) di satelit Terra milik NASA, inilah gambar yang menunjukkan sisa aliran piroklastik. ASTER mendeteksi panas itu setelah kejadian 25 Januari 2011.
Cahaya abu cokelat yang menutupi salju di atas deposito aliran juga tampak di atas kubah Shiveluch. Vegetasi di seiktar gunung berapi tampak berwarna merah gelap. Untungnya, meskipun letak gunung api dekat pedesaan, namun diperkirakan jumlah kerugian tidak terlalu besar karena aliran piroklastik berada di daerah jarang berpenduduk.
sumber : teknologi.inilah.com
0 komentar:
Posting Komentar